Arsip Blog

Heliatek berhasil mengembangkan sel surya tandem organik dengan effisiensi tertinggi 10.7%


Heliatek, perusahaan fotovoltaik yang berbasis di German, berhasil mengembangkan sel surya organik dengan efisiensi tertinggi didunia saat ini 10.7%. 

Menurut Heliatek, kunci dari peningkatan efisiensi dari sel surya organik ini yaitu penggunaan oligomer, yaitu sejumlah unit kecil dari monomer berbeda dengan polimer yang mengandung polimer yang tak terbatas, yang disintesis dilab Heliatek . Heliatek juga perusahaan pertama didunia yang menggunakan deposisi vakum oligomers pada temperature rendah untuk proses manufaktur roll-to-roll (gulungan substrat). Rekor sel surya ini menggunakan jenis tandem dimana menggunakan dua material berbeda sebagai penyerap cahaya dengan karakteristik peneyerapan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Efisiensi tertinggi tersebut didapatkan dengan luas area sel surya sebesar 1.1 cm2, dan saat ini Heliatek sedang mengembangkan perluasan teknologi ini ke tahap massal.

Generasi Teknologi Fotovotaik. Heliatek fokus pada pengembangan fotovoltaik generasi ketiga (Organik). (Gambar : Heliatek.com)

*Sumber : http://www.heliatek.com


Jerman Siapkan Ratusan Triliun untuk Energi Terbarukan

Pemerintah Jerman menyiapkan kebijakan untuk mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan energi terbarukan ramah lingkungan. Rencana ini merupakan  bentuk respons atas ledakan PLTN Fukushima Daiichi Jepang pascagempa dan tsunami dahsyat pada Maret 2011 lalu.

“Kebijakan ini bukan didasari kondisi keselamatan PLTN, tetapi karena pemahaman tentang keselamatan PLTN yang berubah,” ungkap Sekretaris Urusan Parlemen, Kementerian Lingkungan Hidup, Perlindungan Sumber Daya Alam dan Keselamatan Nuklir Jerman, Ursula Heinen-Esser di Berlin Juli lalu.

Nantinya, energi terbarukan yang paling banyak digunakan adalah angin, sedangkan energi matahari masih dalam pengembangan besar-besaran.

Energi terbarukan juga dipilih karena sifatnya menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam skala kecil. Hal ini sejalan dengan target Jerman dalam menurunkan emisi GRK (sesuai Protokol Kyoto) pada tahun 2020 yaitu 40 persen dan tahun 2050 yaitu 80-95 persen.

Kebijakan lain selain mengganti energi nuklir adalah meningkatkan efisiensi penggunaan energi fosil. Langkah yang dilakukan adalah menghemat penggunaan energi dengan memodernisasi gedung-gedung. Sementara itu, dalam bidang transportasi, langkah yang akan dilakukan adalah menargetkan 6 juta mobil elektrik di jalan-jalan Jerman pada tahun 2030.

Deputi Kepala Divisi Tenaga Air, Energi Angin, dan Integrasi Jaringan Energi Terbarukan, Kementerian Lingkungan Hidup, Perlindungan Sumber Daya Alam, dan Keselamatan Nuklir, Kai Schlegelmich mengatakan, dalam pengembangan energi nuklir, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) menjadi prioritas utama. Angin tersedia sepanjang tahun dan biayanya lebih murah ketimbang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Penggunaan energi terbarukan akan bertambah dari tahun ke tahun. Pada 2010, peran energi ini dalam konsumsi energi nasional, baik untuk listrik, pemanas, industri, maupun transportasi naik jadi 11 persen,” katanya. Dirinya menambahkan penggunaan energi terbarukan dapat meningkatkan peranan konsumsi energi nasional hingga 18 persen pada 2020.

Untuk mewujudkan kebijakan penggantian ini, investasi sekitar 26,6 miliar euro (sekitar Rp324,5 triliun) sudah dialokasikan untuk penelitian energi terbarukan. Sebesar 73 persen dana tersebut digunakan untuk pengembangan dan peningkatan efisiensi dari panel surya atau sel fotovoltaik.

Tak hanya itu, penelitian juga dilakukan untuk modernisasi pembangkit berbahan bakar fosil yang ada sehingga mampu bekerja fleksibel, efisien, dan emisinya lebih rendah ketimbang pembangkit energi sekarang.

Untuk mendukung kebijakan penggantian energi nuklir ini, 7 PLTN yang beroperasi sejak sebelum 1980 dihentikan sementara, dan 1 PLTN yang dibangun tahun 1980-an dalam posisi siaga-dimatikan, 6 PLTN akan dimatikan pada 2012, dan 3 PLTN lainnya akan dimatikan pada 2022.

*Sumber : National Geographic Indonesia  http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1936/jerman-siapkan-ratusan-triliun-untuk-energi-terbarukan